Diterbitkan tanggal 08 September 2023 3574
Gubernur Jawa Timur Canangkan Temu Lapangan Penerapan Manajemen Tanaman Sehat 2023
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri temu lapang sekaligus membuka Pencanangan Penerapan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) Jawa Timur di Desa Ngarjo, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto pada Kamis (7/9/2023).
Kepala Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan II Bojonegoro Dr. Agung Subagyo, S.STP., M.Si juga turut serta mendampingi Ibu Gubernur dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Menurut Gubernur Jawa Timur, Manajemen Tanaman Sehat (MTS) menjadi solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan pupuk dan pestisida kimia, apalagi saat ini ketersediaan pupuk bersubsidi semakin berkurang.
"Jika ingin produktivitas tanaman tinggi, maka kita harus menambah banyak pemupukan karena unsur hara tanah makin berkurang. Sedangkan pupuk bersubsidi saat ini makin berkurang. Oleh karena itu pupuk organik makin dibutuhkan, selain bisa mengembalikan ekosistem lahan, tanaman yang dihasilkan juga sehat ," katanya.
Dalam penerapannya, MTS memperhatikan beberapa komponen dalam pertanian yakni, perencanaan tanaman, penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah yang baik, benih berkualitas, pengelolaan air, pelestarian musuh alami seperti predator, parasitoid, dan agen antagonis, serta pengamatan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Ia mengatakan, program yang telah diterapkan pada lahan seluas 25 hektare ini bisa menjadi referensi penerapan MTS di daerah lain. Karena, program yang meminimalisir penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen ini sudah membuahkan hasil berupa padi jenis Inpari 32 yang siap panen.
"Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki bisa menjelaskan terminologi dan diksi yang sangat saintifik. Bagaimana mereka memilih benih, bagaimana supaya tanaman sehat dengan penanaman bunga hias yang berfungsi sebagai refugia. Sehingga OPT beralih ke bunga hias. Saya rasa ini juga berfungsi mempercantik format tanaman sehat,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, penerapan MTS telah meningkatkan kepadatan populasi musuh alami mencapai 15 kali dibanding manajemen kawasan secara konvensional.
Sinergitas penerapan budidaya tanaman sehat di lokasi MTS menunjukkan adanya potensi penyelamatan kehilangan hasil panen akibat serangan OPT mencapai 12 persen atau secara umum produksi dapat ditingkatkan mencapai 12 persen.
"Pada penerapannya memang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Tapi, jika sudah diterapkan dengan baik maka secara alami cacing dan belut mulai banyak kemudian juga kijing (sejenis kepiting) juga hidup. Inilah tanda-tanda tanah subur dan makhluk hidup bisa tumbuh di sana," tutupnya.
Dapatkan berita lainnya melalui Google News
Jl. Pahlawan Nomor 5 Bojonegoro
(0353) 5254758, 881901
bakorwil2@jatimprov.go.id
http://bakorwilbojonegoro.jatimprov.go.id