Bakorwil II Bojonegoro Gelar Rapat Koordinasi Pengolahan Limbah UMKM Ramah Lingkungan

Diterbitkan tanggal 20 November 2024 103


Bojonegoro, 20 November 2024 – Bakorwil II Bojonegoro melalui Bidang Sarana dan Prasarana menyelenggarakan Rapat Koordinasi Upaya Pengolahan Limbah Industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang Ramah Lingkungan di Ruang Mliwis Putih, Bakorwil II Bojonegoro, Rabu (20/11).

Kegiatan ini diisi oleh narasumber ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian, serta Dinas Koperasi dan UMKM dari seluruh wilayah kerja Bakorwil II Bojonegoro. 

Rapat dibuka oleh Kepala Bakorwil II Bojonegoro, Dr. Agung Subagyo, S.STP, M.Si, yang diwakili oleh Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Vivit Nurhidayah, SH, MM. Dalam sambutannya, ia menyampaikan amanat dari Kepala Bakorwil yang menekankan pentingnya peran strategis sektor UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Namun, di sisi lain, sektor ini menghadapi tantangan besar terkait dampak lingkungan dari limbah industri.

“Pembangunan sektor UMKM seyogyanya tidak hanya mendorong peningkatan ekonomi, tetapi juga perlu memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pemilihan teknologi tepat guna, edukasi pelaku UMKM, serta sinergi antar-stakeholder merupakan langkah penting yang harus kita tempuh,” ungkapnya dalam sambutan.

Diskusi dilanjutkan dengan paparan dari Dr. Ir. Elly Agustiani, M.Eng., perwakilan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Dalam paparannya menekankan penerapan konsep Green Industry sebagai solusi utama dalam pengelolaan limbah industri UMKM.

"Penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery atau 4R sangat penting untuk menciptakan proses produksi bersih yang tidak hanya meminimalkan limbah tetapi juga meningkatkan efisiensi sumber daya. Hal ini mendorong penggunaan teknologi hijau yang ramah lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

Beliau juga menambahkan bahwa teknologi seperti biogas dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) harus diadaptasi oleh pelaku UMKM untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Sosialisasi dan pelatihan menjadi kunci agar teknologi ini dapat diterapkan dengan efektif.

Kegiatan ini juga mengundang narasumber dari pihak pemerintahan yang menjadi praktik baik dalam pengelolaan limbah batik. Dalam kesempatan ini, narasumber Sjamsu Agung Widjaja, SE, MM, dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY menyampaikan materi secara daring. Menurutnya, perlindungan lingkungan harus didasari regulasi yang kuat seperti Peraturan Daerah DIY No. 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair.

“Pengelolaan limbah UMKM harus mempertimbangkan standar mutu lingkungan yang ditetapkan. Partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk pengawasan, terutama dalam pelaporan pencemaran lingkungan,” katanya.

Ia juga menjelaskan tentang pengolahan limbah industri batik yang menggunakan teknologi seperti lumpur aktif, fitoremediasi, dan elektrokoagulasi untuk mengatasi dampak limbah cair. 

"Pendekatan berbasis teknologi ini tidak hanya melindungi lingkungan tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi dengan mendaur ulang sisa limbah, seperti lilin dari proses pelorotan batik," jelasnya lebih lanjut.

Diskusi mendalam bersama narasumber menghasilkan sejumlah rekomendasi, antara lain pentingnya penguatan regulasi, pendampingan teknis, dan program sosialisasi terpadu untuk meningkatkan kesadaran pelaku UMKM.

Kegiatan ini diakhiri dengan penegasan komitmen dari seluruh peserta untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan industri UMKM yang berkelanjutan di wilayah kerja Bakorwil II Bojonegoro.

Dapatkan berita lainnya melalui Google News

BERITA LAINNYA



Bakorwil Bojonegoro






Lokasi

Kontak

Jl. Pahlawan Nomor 5 Bojonegoro

(0353) 5254758, 881901

bakorwil2@jatimprov.go.id

http://bakorwilbojonegoro.jatimprov.go.id



Copyright © 2023. Situs Resmi Badan Koordinasi Wilayah Bojonegoro.