Diterbitkan tanggal 22 Juli 2025 213
Bojonegoro, 15 Juli 2025 — Bakorwil II Bojonegoro Provinsi Jawa Timur melalui Bidang Kemasyarakatan melakukan diskusi dengan akademisi. Diskusi diinisiasi oleh Kepala Bidang Kemasyarakatan, Rachmad Wagejanto, S.E., M.Si. Kegiatan ini melibatkan jajaran civitas akademika Fakultas Ekonomi Universitas Bojonegoro (Unigoro) guna menggali perspektif akademis dalam upaya pengembangan industri pariwisata yang inklusif yakni yang bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kegiatan ini juga sebagai upaya revitalisasi kerjasama antara Pemprov Jawa Timur dengan UNIGORO yang direncanakan akan ditindaklanjuti dengan kerjasama teknis operasional bidang kepariwisataan, dengan ruang lingkup antara lain penggunaan data atau hasil kajian/penelitian dari UNIGORO terkait dengan industri kepariwisataan berkelanjutan. Turut hadir dalam diskusi tersebut adalah Dekan Fakultas Ekonomi Unigoro, Endang, S.E., M.M., Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, Dr. Moh. Saiful Anam, SE., MM., serta Dosen Ekonomi Pembangunan, Dr. Handoko Sosro Hadi Wijoyo, S.E., M.M. dan Dwi Irnawati, SE., M.M. Dalam pertemuan tersebut dikemukakan pandangan kritis terkait dinamika pembangunan pariwisata di wilayah kerja Bakorwil II Bojonegoro.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah fenomena pariwisata berbasis viralitas. Meskipun tren ini mampu menarik kunjungan wisata secara cepat, namun seringkali tidak berdampak jangka panjang karena kurangnya narasi lokal dan literasi yang menguatkan identitas destinasi. Ditekankan pula pentingnya membangun kepuasan pengunjung agar tercipta nilai reintention, yaitu keinginan untuk kembali berkunjung, serta peningkatan long stay.
Isu lainnya adalah paradoks peran mitos dalam wisata. Di satu sisi, keberadaan mitos lokal mampu menjaga kelestarian alam dan kearifan budaya serta menjalin hubungan emosional pengunjung. Namun di sisi lain, mitos tersebut acap kali dapat membatasi pengembangan wisata utamanya bagi kalangan anak muda utamanya untuk pengunjung milenial yang berorientasi pada logika. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan literasi dan story telling yang bijak agar mitos tetap lestari namun tidak menghambat kemajuan destinasi.
Para akademisi juga menyoroti perlunya pendekatan lintas sektor, bahwa pengembangan pariwisata bersifat multiplier effect bagi sektor lain. Untuk itu perlunya sinergi antar stakeholder terkait dalam mendukung pengembangan pariwisata seperti peta digital destinasi wisata, kalender event, dan aksesibilitas yang memadai.
Diskusi ini diharapkan menjadi fondasi awal bagi penyusunan kebijakan pembangunan pariwisata yang berbasis data dan preferensi masyarakat, sekaligus membuka ruang kolaborasi antara pemerintah dan dunia akademik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Dapatkan berita lainnya melalui Google News
Jl. Pahlawan Nomor 5 Bojonegoro
(0353) 5254758, 881901
bakorwil2@jatimprov.go.id
http://bakorwilbojonegoro.jatimprov.go.id