Diterbitkan tanggal 29 Agustus 2024 692
Bojonegoro, 28 Agustus 2024 - Untuk mendukung percepatan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur, Bakorwil Bojonegoro melalui Bidang Kemasyarakatan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penurunan Pengangguran Terbuka 2024 di SMK Negeri 4 Bojonegoro, Rabu (28/8/2024).
Acara ini menargetkan kemitraan antara pendidikan kejuruan, Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA), khususnya bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Langkah ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala Bakorwil Bojonegoro, Dr. Agung Subagyo, S.STP, M.Si, membuka acara dengan menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mengurangi angka pengangguran, terutama pengangguran terbuka yang masih menjadi tantangan utama di wilayah Jawa Timur.
“Setiap individu usia produktif berhak mendapatkan kesempatan kerja yang sesuai dengan minat dan kemampuannya di DUDIKA. Tanggung jawab ini tidak hanya ada pada pemerintah, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat pencari kerja.” ujarnya.
Rapat ini menghadirkan narasumber dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan Forum BKK SMK Jawa Timur, serta pejabat pemerintah daerah se-wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro. Kehadiran para pemangku kepentingan ini menunjukkan komitmen bersama dalam menghadapi masalah pengangguran yang tinggi di Jawa Timur, terutama yang berasal dari lulusan SMK.
Kepala Bakorwil Bojonegoro mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2023, TPT di Provinsi Jawa Timur tercatat sebesar 4,88%, sementara wilayah kerja Bakorwil Bojonegoro mencatat angka 4,98%. Fakta ini menunjukkan bahwa pengangguran terbuka tertinggi berasal dari lulusan SMK, yang seharusnya dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja siap pakai.
"Kita menghadapi fakta ironis bahwa tingkat pengangguran justru banyak dipasok dari lulusan SMK," terangnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Bakorwil Bojonegoro telah melakukan monitoring di berbagai daerah dan menemukan beberapa kendala, antara lain kurangnya kompetensi lulusan SMK, kebutuhan peningkatan kompetensi guru, rendahnya kerja sama antara SMK dengan perusahaan, serta belum optimalnya forum kemitraan antara pemerintah daerah dan dunia industri.
“Link and match antara pendidikan kejuruan dan DUDIKA adalah langkah mutlak yang harus ditempuh, dimulai dari koordinasi antara Dinas Pendidikan, UPT pelatihan kejuruan, cabang dinas pendidikan, SMK, BKK, hingga Dinas Tenaga Kerja dan BLK, serta dunia industri,” pungkasnya.
Ia berharap kolaborasi ini dapat berjalan efektif dalam mengurangi TPT, khususnya dari lulusan SMK, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ketahanan ekonomi daerah. Kedepannya, lulusan SMK bisa lebih siap menghadapi dunia kerja dan berkontribusi pada penurunan angka pengangguran di Jawa Timur.
Dapatkan berita lainnya melalui Google News
Jl. Pahlawan Nomor 5 Bojonegoro
(0353) 5254758, 881901
bakorwil2@jatimprov.go.id
http://bakorwilbojonegoro.jatimprov.go.id