Diterbitkan tanggal 14 Maret 2023 9221
Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa mengatakan angka kasus Stunting di Jatim berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan angka prevalensi sebesar 19,2% pada tahun 2022, angka ini dibawah 20% yang menjadi standar World Health Organization (WHO).
Dikutip dari situs resmi Dinas Kominfo Jatim, Gubernur Jawa Timur menyampaikan hal tersebut dalam acara Peringatan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Ke-51 dan Jambore Kader PKK Provinsi Jawa Timur 2023 di Grand Whiz Hotel Trawas Mojokerto pada Selasa (14/3/2023).
"Jawa Timur bisa menurunkan stunting cukup signifikan dari 2021 ke 2022, sehingga kalau WHO memberikan standar maksimal 20%, jangan melampaui 20% stunting di dunia, Jawa Timur sudah di bawah dari standarnya WHO." Katanya
Gubernur Khofifah juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penurunan angka stunting di Jawa Timur ini.
"Terima kasih semuanya kita sudah pada posisi 19,2%, WHO bilang jangan melampaui 20% ini menjadi semangat panjenengan semua, mungkin bisa ditambahkan menjadi Ibu-ibu asuh bagi anak-anak yang terindikasi stunting di Jawa Timur," kata Gubernur Khofifah yang juga menjabat sebagai Ketua Pembina TP PKK Provinsi Jawa Timur.
Dipaparkan Gubernur Khofifah, dalam program penurunan angka prevalensi stunting ini diperlukan kemitraan yang kuat diantara stakeholder terkait. Dalam hal ini Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai koordinator penanganan stunting secara nasional. Kemitraan BKKBN dengan struktur di kabupaten/ kota juga dengan TP PKK Kabupaten/ Kota.
"Bangun strong partnership disemua lini dan sektor, selain BKKBN, PKK juga bergerak bersama ada BKOW dan Dharma Wanita, DP3K Jatim serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, saya rasa menjadi kekuatan yang luar biasa," ujarnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak menyatakan bahwa dirinya bahagia mengetahui bahwa kini Jatim berada di bawah presentase Stunting yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu 20% dan Jatim kini berada di angka 19,2%.
Terkait hal itu, istri Wagub Jatim itu optimis bahwa angka ini dapat menurun hingga mencapai 14% di tahun 2024 melalui bantuan pemerintah, stakeholder, serta semua lapisan masyarakat. Utamanya, apabila semangat untuk mengupayakan penurunan ini dimulai dari dalam keluarga sendiri.
"Memang di satu sisi kita bahagia karena sudah ada di bawah angka yang ditetapkan WHO tapi tetap kita masih mengingat masih ada PR hingga 14% di tahun 2024 kurang dari satu tahun ini," katanya.
"Harapan kami TP PKK dibantu stakeholder, salah satunya pemerintah, di semua lapisan masyarakat utamanya keluarga yang tangguh bisa bersama mencapai angka ini," tegasnya.
Dapatkan berita lainnya melalui Google News
Jl. Pahlawan Nomor 5 Bojonegoro
(0353) 5254758, 881901
bakorwil2@jatimprov.go.id
http://bakorwilbojonegoro.jatimprov.go.id